Blurring pada Fotografi
Teknik Blurring menguji kemampuan kita untuk mengolah aperturedan shutter speed. Blurring dapat dilakukan dengan slow speed dan aturan aperture sempit. Teknik ini bisa digunakan untuk pemotretan siang maupun malam hari. Dengan kecepatan yang lambat, kita akan menghasilkan efek gerakan dalam foto yang akan kita hasilkan.
Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur, diperlukan kecepatan rana rendah. Seberapa rendah? Tergantung pada beberapa faktor.
1. Kecepatan Subjek
Sebuah mobil berkecepatan tinggi, seperti mobil Formula 1 yang melaju kencang menjadi blur pada kecepatan rana 1/500 detik.Namun untuk pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/15 detik.
2. Sudut Pandang Arah Pemotretan Dan Jarak
Subjek yang bergerak melintas dari samping, blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal.Subjek yang bergerak di dekat Anda akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari Anda. Agar foto disebut blur dan bukan “ancur” biasanya fotografer memasukan subjek lain yang tidak bergerak sebagai patokan. Jadi dalam frame mesti ada dua macam subjek, yaitu :
- Subjek bergerak : menjadi blur pada foto.
- Subjek diam : menjadi jelas dalam foto
Bagaimana menghindari foto blur jadi ancur? Kamera harus dalam posisi diam.
Pada kecepatan 1/30 (atau lebih lambat lagi) direkomendasikan menggunakan tripod.
Jadi kesimpulannya ,tehnik bluring adalah dengan mempercepat jepretan kamera dengan mengatur jarak dengan benda sehingga hasilnya nampak buram.
Komentar
Posting Komentar